Anak LPKA Kutoarjo Ikuti Konseling Psiko-Edukasi Bersama Rutgers WPF Indonesia

Kutoarjo, INFO_PAS - Sebanyak 10 Anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Kutoarjo mengikuti konseling psiko-edukasi perubahan perilaku pada anak pelaku kekerasan seksual, Kamis (27/9). “Ini merupakan merupakan salah satu prgram Rutgers WPF Indonesia yang bertujuan mengurangi kekerasan terhadap perempuan dengan pendekatan pelibatan laki-laki sebagai agen perubahan dan mempromosikan nilai maskulinitas yang sehat berdasarkan nilai kesetaraan dan non kekerasan,” tutur Kepala Seksi Pembinaan LPKA Kutoarjo, Gayatri R. Rilowati. Ia menuturkan program serupa ini sebelumnya telah berhasil dilakukan selama tiga tahun berupa program konseling individu untuk laki-laki dewasa pelaku kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat. “Rencananya Anak LPKA Kutoarjo akan mendapatkan program konseling psiko-edukasi sebanyak empat kali dalam sebulan,” tambah Gayatri. Hal senada diungkapkan Evi Baiturrohmah, konselor dari Rutgers WPF Indonesia, yang m

Anak LPKA Kutoarjo Ikuti Konseling Psiko-Edukasi Bersama Rutgers WPF Indonesia
Kutoarjo, INFO_PAS - Sebanyak 10 Anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Kutoarjo mengikuti konseling psiko-edukasi perubahan perilaku pada anak pelaku kekerasan seksual, Kamis (27/9). “Ini merupakan merupakan salah satu prgram Rutgers WPF Indonesia yang bertujuan mengurangi kekerasan terhadap perempuan dengan pendekatan pelibatan laki-laki sebagai agen perubahan dan mempromosikan nilai maskulinitas yang sehat berdasarkan nilai kesetaraan dan non kekerasan,” tutur Kepala Seksi Pembinaan LPKA Kutoarjo, Gayatri R. Rilowati. Ia menuturkan program serupa ini sebelumnya telah berhasil dilakukan selama tiga tahun berupa program konseling individu untuk laki-laki dewasa pelaku kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat. “Rencananya Anak LPKA Kutoarjo akan mendapatkan program konseling psiko-edukasi sebanyak empat kali dalam sebulan,” tambah Gayatri. Hal senada diungkapkan Evi Baiturrohmah, konselor dari Rutgers WPF Indonesia, yang mengisi konseling Anak LPKA Kutoarjo. “Program ini bertujuan meminimalisasi pengulangan tindak kriminalitas kekerasan seksual ketika pelaku kembali ke masyarakat. Konseling menggunakan pendekatan perilaku kognitif sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanganan untuk memutus rantai pelaku kekerasan,” terangnya. [caption id="attachment_65992" align="aligncenter" width="300"] konseling psiko-edukasi di LPKA Kutoarjo[/caption] Dalam program ini, Anak LPKA Kutoarjo diajak untuk mengenali diri sendiri. Salah satunya melalui media menggambar, bercerita suasana hati, pengalaman hari sebelumnya yang bertujuan untuk membuka ruang katarsis atau pelepasan emosi. “Yang lebih penting lagi adalah meningkatkan kapasitas Anak LPKA Kutoarjo untuk memahami permasalahan terkait dengan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Jika tidak ada pengetahuan mengenai hal tersebut, mereka berpotensi mendapatkan dampak buruk dari kesehatan reproduksi yang salah seperti penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seksual yang rentan terhadap IMS yang merugikan diri sendiri dan orang lain,” tegasnya. Pada kesempatan itu, Dwi Sukartiko selaku petugas LPKA yang telah mengikuti ToT konselor dari Rutgers WPF Indonesia di Tangerang mengungkapkan angka kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di Indonsesia masih relatif tinggi. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan terhadap anak yang sekarang sudah terancam pornografi, narkoba, dan kekerasan. “Semoga kedepannya Anak LPKA Kutoarjo tidak akan mengulangi perbuatannya dan mengerti serta memahami bahaya akan perilaku seksualitas dan kesehatan reproduksi,” harapnya penuh optimis.     Kontributor: Dedy Winarto

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0